RATUSAN WARGA BEREBUT GUNUNGAN
MERTI DESA DI
NGIMBRANG
Ratusan warga desa Ngimbrang kecamatan Bulu Temanggung berebut berkah dari 3 gunungan palawija dan hasil bumi yang telah dikirapkan menuju
lapangan desa.
Kegiatan dilaksanakan Jumat 26 April 2019 dalam serangkaian
acara Merti Desa sebagai tradisi budaya yang dilakukan neneo moyangnya sejak
ratusan tahun silam.
Acara Merti Desa didahului dengan Tahlil Qubra
di makam Jaro dimana simbah kay Soko bersemayam. Setelah tahlil dilanjutkan
perjalanan kirap 3 gunungan hasil bumi dan palawija dari RW. IV menuju panggung
acara di lapangan Ngimbrang.
Konsep awalnya adalag melestarikan budaya
tradisi dan menghormati leluhur, cikal bakal masyarakat Ngimbrang yaitu Kyai
Ajisoko dan Nyai Kerti yang disemayamkan di makam Jaro.
Selain itu juga
dimaksud untuk menjaga persatuan dan kesatuan warga dengan cara menjadikan satu
kegiatan sadranan dimeriahkan dengan pentas seni secara
terpisah.
Dengan disatukannya kegiatan ini maka pusat seni budaya di lapangan
desa menjadi lebih meriah dan kerukunan antar warga juga semakin erat terjalin.
Kepala desa Ngimbrang Haryono mendukung penuh semangat warganya dengan ikut perjalanan
kirap 3 gunungan bersama Camat Bulu dan Muspika yang diiring para nayogo,
pradonggo, dhayang-dhayang dan sesepuh desa mengawal gunungan menuju lapangan.
Haryono menjelaskan, Kirap Adat Budaya Merti Desa ini sebagai bentuk rasa
hormat serta mengirimkan doa melalui tahlil Qubra sekaligus wujud syukur kepada
Tuhan YME. Melalui even seperti ini diharapkan kerukunan warga semakin rekat
dan melekat menjadi jalinan silatulrahmi yang utuh.
Dalam memeriahkan Merti Desa ini pada sore
harinya juga digelar berbagai kesenian
yang dipersiapkan masing-masing dusun dan diberikan waktu pentas 50 menit.
Diantaranya seni topeng ireng, kuda lumping, aneka tarian tradisional, Dayakan,
Seni alat perkusi, Gedrug dan leak.
Iswadi, warga desa Ngimbrang mengatakan, sadranan sudah dipersiapkan
baik secara fisik maupun niatan hati nurani karena ini perlu dilestarikan.
Beberapa properti yang sudah disadari sebagai kewajiban untuk ambengan bersama
adalah nasi bucu, aneka masakanan sayur, ingkung dari ayam jago, telur ayam,
buah-buahan dan aneka olahan hasil bumi Desa Ngimbrang.
Menurut Iswadi , makan
bersama atau kenduri seluruh warga di
satu tempat ini sudah dilakukan para pendahulu atau nenek moyangnya sehingga
perlu terus dilestarikan. –(Budhy HP)—
Tidak ada komentar:
Posting Komentar