Bupati Temanggung HM Al Khadziq Minggu pagi
kemarin memanfaatkan waktu liburannya dengan mengunjungi Pasar Tani KTNA (Kelompok
Tani Nelayan Andalan) Kecamatan Kranggan. Kunjungan dimaksud untuk memberikan
apresiasi kepada KTNA Kranggan yang menginisiasi acara bertajuk Gebyar Pasar
Tani “Gayeng Bareng bersama KTNA” dengan 1.000 cup Kopi Kuwali gratis.
Kedatangan bupati yang didamping Kepala
Dinpermades, Camat Kranggan dan Muspika langsung disambut segenap pengurus
Pasar Tani dan anggota KTNA kemudian mengunjungi kedai-kedai aneka makanan
tradisional. Tak diduga sebelumnya ternyata Bupati menggerakkan puluhan
relasinya di Jakarta yang memiliki jabatan penting untuk datang melihat
langsung gebyar pasar tani KTNA Kranggan ini.
Ditengah kerumunan ratusan pengunjung, bupati
menikmati lezatnya jenang ketan ireng dan sarapan pecel khas pasar tani yang
setiap minggu pagi tersedia. Sementara itu kedai kopi kuwali yang menyediakan 1.000
cup minum kopi gratis langsung diserbu pengunjung. Demikian pula anjungan
makanan lain seperti ketan lopiz, bubur brendung jagung, sego mogono, nasi
jagung urap, nasi merah, empis tempe, buntil daun talas, Ndas Borok, entho
cothot, kue koco moto, laris manis disantap langsung ditempat.
Gebyar pasar tani juga memberikan bibit
tanaman gratis kepada puluhan pengunjung yang berminat. Penyerahan bibit
tanaman kepada pengunjung dilakukan secara simbolis oleh Bupati pada saat
pembukaan Gayeng Bareng KTNA ini. Bupati berpesan, pengelola pasar tani agar
tidak menggunakan pola meniru tetapi harus membuat model yang belum ada
ditempat lain. Sebab jika menduplikasi model pasar yang sudah ada maka akan
ditinggalkan pengunjung.
Pasar tani juga diharapkan konsisten dengan
konsep awalnya sebagai media pendidikan lapangan bagi masyarakat tentang
pertanian. Artinya menu makanan yang disajikan harus merupakan olahan dari
hasil pertanian, bukan menjual makanan kemasan yang dibuat pabrikan.
Konsep “ndeso” juga harus dipertahan karena
jika berubah ke pasar modern tentu tidak akan mampu menyaingi mall-mall di
kota. Oleh karena itu pasar tani harus bisa membuat orang kota “kangen ndeso”.
Untuk mengembangkan suasana ndeso tersebut KTNA membagikan gratis sejumlah
bibit tanaman kepada pengunjung yang berminat menanam aneka jenis buah, tanaman
kayu keras, tanaman obat / herbal dan rempah-rempah .
Tentang menciptakan budaya “kangen ndeso”
disambut gembira Ir. Khoirul Shaleh teman bupati di Jakarta beserta rombongan
yang datang ke Temanggung khusus memenuhi undangan Al Khadziq ke pasar tani
kranggan. Khoirul saleh menilai suasana semakin sejuk dan nyaman ketika
disambut dengan keramah tamahan warga di pasar tani. Suasana juga rapi dan
bersih tertata dengan baik sehingga benar akan membuat menjadi kangen ndeso
untuk melepas kepenatan di tengah hiruk pikuk kota Jakarta.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa Agus Sarwono ikut optimis pengembangan pasar tani kranggan
sebagai edukasi pertanian. Penyediaan makanan tradisional sebagai wisata
kulinernya tetapi edukasi pertanian tetap harus ada sehingga pengunjung yang
datang tidak sekedar ingin membeli jajanan tetapi juga akan mendapatkan
pengetahuan berbagai hal tentang pertanian termasuk budidaya lahan di
sekeliling rumahnya. Ia menilai perkembangan juga dilihat dari meningkatnya
partisipasi kaum tani yang menggelar hasil pertaniannya. Bukan hasil mentahan
saja tetapi olahannya juga semakin komplek dan disajikan secara tradisional
sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Termasuk pentas kesenian dan berbagai
jenis lomba juga perlu diagendakan secara periodik sebagai daya tarik pasar
tani.
Kerinduan masyarakat terhadap kesenian
tradisional juga ditunjukkan dalam suasana kemeriahan pasar tani dengan
penampilan kuda lumping dari Desa Klepu Kecamatan Kranggan yang dinamis dan
trengginas. Meski harus menunggu lama hadirnya para pemain kuda lumping di
arena pertunjukan, namun penonton tetap setia berkerumun di seputar arena
pentas. Bukan hanya kuda lumping, tetapi penampilan kesenian Sorengan Langen
Prajuritan dari Desa Kramat juga tampil menarik menyuguhkan lakon “Nggembleng
prajurit maju perang”.
Tidak seperti biasanya, kali ini sejumlah menu
makanan lebih awal habis dibeli pengunjung. Termasuk 1.000 cup minuman kopi
juga terbagi habis dinikmati pengunjung pecinta kopi kuwali dari Kranggan.
Meskipun gratisannya habis pengunjung tetap saja mengantri membeli sendiri di
kedai kopi sambil melihat langsung proses pembuatannya.—(Budhy HP)---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar