Minggu, 21 April 2019

BUPATI TEMANGGUNG JAJAN JENANG KETAN IRENG DI PASAR TANI




Bupati Temanggung HM Al Khadziq Minggu pagi kemarin memanfaatkan waktu liburannya dengan mengunjungi Pasar Tani KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan) Kecamatan Kranggan. Kunjungan dimaksud untuk memberikan apresiasi kepada KTNA Kranggan yang menginisiasi acara bertajuk Gebyar Pasar Tani “Gayeng Bareng bersama KTNA” dengan 1.000 cup Kopi Kuwali gratis.
Kedatangan bupati yang didamping Kepala Dinpermades, Camat Kranggan dan Muspika langsung disambut segenap pengurus Pasar Tani dan anggota KTNA kemudian mengunjungi kedai-kedai aneka makanan tradisional. Tak diduga sebelumnya ternyata Bupati menggerakkan puluhan relasinya di Jakarta yang memiliki jabatan penting untuk datang melihat langsung gebyar pasar tani KTNA Kranggan ini.
Ditengah kerumunan ratusan pengunjung, bupati menikmati lezatnya jenang ketan ireng dan sarapan pecel khas pasar tani yang setiap minggu pagi tersedia. Sementara itu kedai kopi kuwali yang menyediakan 1.000 cup minum kopi gratis langsung diserbu pengunjung. Demikian pula anjungan makanan lain seperti ketan lopiz, bubur brendung jagung, sego mogono, nasi jagung urap, nasi merah, empis tempe, buntil daun talas, Ndas Borok, entho cothot, kue koco moto, laris manis disantap langsung ditempat.
Gebyar pasar tani juga memberikan bibit tanaman gratis kepada puluhan pengunjung yang berminat. Penyerahan bibit tanaman kepada pengunjung dilakukan secara simbolis oleh Bupati pada saat pembukaan Gayeng Bareng KTNA ini. Bupati berpesan, pengelola pasar tani agar tidak menggunakan pola meniru tetapi harus membuat model yang belum ada ditempat lain. Sebab jika menduplikasi model pasar yang sudah ada maka akan ditinggalkan pengunjung.
Pasar tani juga diharapkan konsisten dengan konsep awalnya sebagai media pendidikan lapangan bagi masyarakat tentang pertanian. Artinya menu makanan yang disajikan harus merupakan olahan dari hasil pertanian, bukan menjual makanan kemasan yang dibuat pabrikan.
Konsep “ndeso” juga harus dipertahan karena jika berubah ke pasar modern tentu tidak akan mampu menyaingi mall-mall di kota. Oleh karena itu pasar tani harus bisa membuat orang kota “kangen ndeso”. Untuk mengembangkan suasana ndeso tersebut KTNA membagikan gratis sejumlah bibit tanaman kepada pengunjung yang berminat menanam aneka jenis buah, tanaman kayu keras, tanaman obat / herbal dan rempah-rempah .
Tentang menciptakan budaya “kangen ndeso” disambut gembira Ir. Khoirul Shaleh teman bupati di Jakarta beserta rombongan yang datang ke Temanggung khusus memenuhi undangan Al Khadziq ke pasar tani kranggan. Khoirul saleh menilai suasana semakin sejuk dan nyaman ketika disambut dengan keramah tamahan warga di pasar tani. Suasana juga rapi dan bersih tertata dengan baik sehingga benar akan membuat menjadi kangen ndeso untuk melepas kepenatan di tengah hiruk pikuk kota Jakarta.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Agus Sarwono ikut optimis pengembangan pasar tani kranggan sebagai edukasi pertanian. Penyediaan makanan tradisional sebagai wisata kulinernya tetapi edukasi pertanian tetap harus ada sehingga pengunjung yang datang tidak sekedar ingin membeli jajanan tetapi juga akan mendapatkan pengetahuan berbagai hal tentang pertanian termasuk budidaya lahan di sekeliling rumahnya. Ia menilai perkembangan juga dilihat dari meningkatnya partisipasi kaum tani yang menggelar hasil pertaniannya. Bukan hasil mentahan saja tetapi olahannya juga semakin komplek dan disajikan secara tradisional sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Termasuk pentas kesenian dan berbagai jenis lomba juga perlu diagendakan secara periodik sebagai daya tarik pasar tani.
Kerinduan masyarakat terhadap kesenian tradisional juga ditunjukkan dalam suasana kemeriahan pasar tani dengan penampilan kuda lumping dari Desa Klepu Kecamatan Kranggan yang dinamis dan trengginas. Meski harus menunggu lama hadirnya para pemain kuda lumping di arena pertunjukan, namun penonton tetap setia berkerumun di seputar arena pentas. Bukan hanya kuda lumping, tetapi penampilan kesenian Sorengan Langen Prajuritan dari Desa Kramat juga tampil menarik menyuguhkan lakon “Nggembleng prajurit maju perang”.
Tidak seperti biasanya, kali ini sejumlah menu makanan lebih awal habis dibeli pengunjung. Termasuk 1.000 cup minuman kopi juga terbagi habis dinikmati pengunjung pecinta kopi kuwali dari Kranggan. Meskipun gratisannya habis pengunjung tetap saja mengantri membeli sendiri di kedai kopi sambil melihat langsung proses pembuatannya.—(Budhy HP)---
















































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar