Senin, 25 Maret 2019

REVIEW GRAND DESIGN PENGENDALIAN PENDUDUK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2019

DP3AKB PROVINSI JAWA TENGAH 
ADAKAN REVIEW GDPK


KLIK SAJA

Tapi jangan lupa sentuh SUBSCRIBE kemudian Like dan sentuh loncengnya
gratiss koq... begini contohnya


Proses perencanaan pembangunan mutlak memerlukan integrasi antara variable kependudukan dengan variable pembangunan. Untuk itulah perlu disusun Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) dengan tujuan agar program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga di Kabupaten/Kota dapat menjadi sasaran dan tujuan RPJMD Kabupaten / Kota sesuai dengan kewenangan yang ada pada UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Demikian ditegaskan Kepala DP3AKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) Provinsi Jawa Tengah dalam forum Review GDPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 di Hotel Grand Wahid Salatiga Senin (25/3). 

Review GDPK diikuti pejabat OPD Kabupaten / Kota yang menangani kependudukan dan Bappeda Kabupaten / Kota se Jawa Tengah. Sedangkan Nara sumber terdiri dari Bidang Dalduk Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Kepala Biro Pusat Statistik, Bappeda, Koalisi Kependudukan, DP3AKB Provinsi Jawa Tengah.


Berdasarkan PP 153 Tahun 2014 tentang Grand Design Pembangunan Kependudukan, untuk menyelesaikan permasalahan kependudukan memerlukan koordinasi dan sinergi yang erat antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.

Strategi GDPK mengarahkan pembangunan kependudukan dilakukan melalui 5 aspek, yaitu pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, pengarahan pesebaran / mobilitas penduduk dan penataan administrasi kependudukan.


Untuk menyusun GDPK diperlukan wadah koordinasi non structural di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, sehingga perlu dibentuk Tim Koordinasi GDPK yang tugasnya menyusun perencanaan, pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan GDPK.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten / Kota telah menyusun GDPK Tahun 2010 – 2035. Namun masih menyoroti 1 aspek pengendalian kuantitas penduduk saja. Oleh karena itu perlunya review agar GDPK membahas dan memuat kebijakan menyangkut 5 aspek GDPK sesuai PP 153 Tahun 2014 tersebut.


Hal yang perlu mendapat perhatian serius adalah laju pertumbuhan penduduk (LPP) Jawa Tengah berdasarkan data BPS mencapai 0,71 persen yang artinya setiap tahun ada penambahan penduduk 240 ribu jiwa. Kepadatan penduduk Jawa Tengah 995 orang/km2, lebih tinggi dari tingkat nasional yang hanya 124 orang / km2.

Pertumbuhan dan jumlah penduduk yang tinggi menyebabkan munculnya dampak negative kependudukan, diantaranya kerawanan social, menurunnya daya dukung lingkungan, terbatasnya lapangan kerja. 

Oleh karena itu sangat mendesan untuk disusun GDPK dengan memperhatikan isu-isu kependudukan, penetapan parameter kependudukan dan membuat inovasi atau model pembangunan seperti Kampung KB.—(Budhy HP)—

Foto lengkapnya ada disini :









































Minggu, 17 Maret 2019

NEW PERFORM CALUNG MUHITA SMA MUHAMMADIYAH 1 TEMANGGUNG

SWEET PERFORMANCE CALUNG “MUHITA”
SMA MUHAMMADIYAH 1 TEMANGGUNG

Berawal dari gagasan dan minat siswa






Calung merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat.  Terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan nada-nada harmonis, unik dan memiliki kekhasan. Karena keunikannya itulah Calung menembus dunia maya hingga seniman Tokyo Jepang saja membentuk Grup Seni Calung yang diberi nama “Kulu Kulu” dan pernah pamer kebolehannya di Purwokerto.




Maka perlu diberikan apresiasi terhadap inisiasi SMA Muhammadiyah 1 Temanggung untuk mengembangkan musik kreasi yang dikukuhkan dengan nama Calung Muhita. Awalnya, 6 bulan lalu ketika mencari format ekstra kurikuler bidang seni, siswa diberi kebebasan memilih. Ide para siswa pecinta senipun muncul ketika melihat pengamen jalanan memainkan Calung dengan lincahnya mengalunkan lagu-lagu masa kini.




Terpilihlah Calung menjadi salah satu kegiatan seni para siswa. Kendala awal mengenai peralatan musik Calung harus meminjam ke Tlogomulyo. Setelah melihat semangat siswa begitu serius, maka pengadaan seperangkat alat musik Calung segera direalisasi. Dan jangan heran jika saat ini Grup Muhita sudah memiliki jam terbang cukup banyak untuk pentas di berbagai momentum kemasyarakatan.





Kemasan awal Calung Muhita menampilkan para vokalis cantik dan sempat mempesona penonton ketika gelar perdana di Pasar Caping Desa Bengkal Kecamatan Kranggan. Kini kreatifitas dan inovasinya melirik pada Calung – Tari. Ide ini muncul karena pemikiran bahwa pemusik calung tidak jadi main musik bila harus menjadi vokalis. Maka tarian Calung Muhita melakukan “Sweet Performance” di halaman sekolah dan disaksikan ratusan pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pimpinan Cabang dan Ranting se Kabupaten Temanggung, Minggu pagi tadi.







Sinergi antar bidangpun melahirkan kolaborasi yang kompag.  Para “Artis” Calung Muhita ini kostum dan riasnya dihandle langsung oleh siswa jurusan Tata Rias dan Tata Busana. Muhita dengan artis-artis cantiknya juga menggema di event Car Free Day Aloon-aloon Temanggung. Best Perform berikutnya Calung Muhita pentas di Destinasi Wisata Pikatan Water Park dan yang pasti sudah tercatat permintaan untuk mengisi hiburan di berbagai acara baik sekolah maupun masyarakat.
































SELAMAT BERKARYA